Oleh: Dr. MG. Catur Yuantari, S.KM., M.Kes
🧑‍💼 Identitas Penulis
![]() |
Dr. MG. Catur Yuantari, S.KM., M.Kes Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Scopus ID: 57563278000 Sinta ID: 6137846 |
![]() |
Haikal, S.KM., M.KM (Editor) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Scopus ID: 57330903300 Sinta ID: 6731731 |
Ketika kita berwisata, yang dicari bukan hanya pemandangan indah atau spot foto menarik. Kenyamanan dan kebersihan juga jadi faktor penting yang menentukan apakah kita ingin kembali ke tempat itu atau tidak. Dua tempat wisata di Semarang, yaitu Kota Lama dan Goa Kreo, memberikan pelajaran berharga soal pentingnya sanitasi dalam menciptakan pengalaman wisata yang menyenangkan.
Kota Lama Semarang dikenal sebagai kawasan bersejarah dengan bangunan peninggalan Belanda yang memikat. Namun, di balik keindahan arsitekturnya, kenyamanan pengunjung sangat dipengaruhi oleh fasilitas sanitasi yang tersedia. Penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas seperti toilet, tempat sampah, lampu penerangan, dan rambu petunjuk sudah cukup baik. Namun, masih ada keluhan soal tempat parkir yang sempit dan sering mengambil alih jalur pejalan kaki. Hal ini membuat pengunjung merasa kurang nyaman dan bisa membahayakan keselamatan.
Menariknya, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semakin baik fasilitas sanitasi, semakin tinggi tingkat kenyamanan pengunjung. Koefisien korelasi sebesar 0,742 menunjukkan hubungan yang kuat antara keduanya. Artinya, investasi pada fasilitas dasar seperti toilet bersih, tempat sampah tertutup, dan jalur pejalan kaki yang aman bisa berdampak langsung pada kepuasan wisatawan.
Sementara itu, Goa Kreo menawarkan pengalaman wisata alam yang unik, lengkap dengan monyet liar dan pemandangan waduk Jatibarang. Di sini, kenyamanan pengunjung juga sangat dipengaruhi oleh kebersihan dan fasilitas yang tersedia. Dari 100 responden, mayoritas merasa nyaman dengan kebersihan toilet dan adanya air bersih. Petugas juga aktif mengingatkan pengunjung untuk memakai masker dan menjaga jarak, terutama di masa pandemi.
Namun, masih ada beberapa catatan penting. Tempat parkir dinilai kurang memadai, papan evakuasi bencana belum tersedia, dan kebersihan makanan yang dijual pedagang belum terjamin. Sebanyak 89% pengunjung merasa tidak nyaman membeli makanan karena khawatir soal higienitas. Ini menunjukkan bahwa sanitasi bukan hanya soal toilet dan tempat sampah, tapi juga menyangkut keamanan makanan dan kesiapsiagaan bencana.
Hasil penelitian di Goa Kreo menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara sanitasi dan kenyamanan, dengan nilai korelasi 0,370. Meski tidak sekuat di Kota Lama, tetap terlihat bahwa pengunjung lebih nyaman jika fasilitas dasar terpenuhi.
Dari dua studi ini, kita belajar bahwa sanitasi bukan sekadar pelengkap, tapi bagian inti dari pengalaman wisata. Pemerintah dan pengelola wisata perlu memperhatikan hal-hal sederhana seperti toilet bersih, tempat sampah tertutup, jalur pejalan kaki yang aman, dan edukasi kepada pedagang soal kebersihan makanan. Tidak kalah penting, pengunjung juga perlu diedukasi agar ikut menjaga kebersihan dan kenyamanan bersama.
Dengan sanitasi yang baik, tempat wisata bukan hanya jadi tujuan liburan, tapi juga ruang publik yang sehat dan ramah untuk semua. Jadi, sebelum kita sibuk mencari spot foto terbaik, yuk luangkan waktu sejenak untuk melihat—apakah tempat wisata ini sudah bersih dan nyaman?



Recent Comments