🧑‍💼 Identitas Penulis
|
Dr. Ika Pantiawati, S.Si.T., M.Kes Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Sinta ID: 6731736 |
|
Puput Nur Fajri, S.KM (Video Developer) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro |
“Stunting masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Dengan prevalensi 19,8% (SSGI 2024), upaya pencegahan harus dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Video ini membahas penyebab stunting, dampaknya, serta solusi inovatif termasuk telemedicine stunting melalui WhatsApp yang memudahkan edukasi gizi bagi ibu balita.
Yuk, pahami cara mencegah stunting melalui gizi seimbang, pola asuh tepat, sanitasi bersih, serta pemantauan pertumbuhan secara rutin.
Bersama, kita wujudkan generasi Indonesia yang sehat dan bebas stunting.”
Silakan tonton video berikut hingga selesai agar Anda mendapatkan pemahaman yang lebih dengan judul “Literasi kesehatan penting untuk cegah stunting”
*Jika video tidak tampil, mohon muat ulang halaman atau periksa koneksi internet Anda.*
Literasi kesehatan penting untuk cegah stunting
Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serius di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting nasional mencapai 19,8%, masih di atas target WHO sebesar 14% pada tahun 2025.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi, terutama terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih pendek dari standar usianya.
Penyebab utama stunting antara lain: asupan gizi ibu hamil dan balita yang tidak adekuat, pola asuh serta pemberian MPASI yang kurang tepat, akses air bersih dan sanitasi yang buruk, serta kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi dan kesehatan anak. Dampaknya sangat luas, mulai dari keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik, rendahnya produktivitas, peningkatan risiko penyakit kronis saat dewasa, hingga menurunnya kualitas sumber daya manusia bangsa.
Berbagai upaya nasional telah dilakukan, baik intervensi spesifik maupun sensitif. Salah satu inovasi adalah telemedicine stunting melalui WhatsApp, yang memudahkan ibu balita mengakses edukasi gizi, meningkatkan literasi, sikap, dan praktik pencegahan stunting, karena aplikasi ini sudah familiar digunakan sehari-hari.
Tips pencegahan stunting perlu dimulai sejak dini, mencakup: sebelum dan selama kehamilan penuhi gizi, periksa kehamilan rutin minimal 6 kali, konsumsi tablet tambah darah, dan hindari rokok, alkohol, serta stres berat. Setelah melahirkan, berikan ASI eksklusif 6 bulan, MPASI tepat waktu, pantau pertumbuhan di Posyandu, imunisasi lengkap, serta jaga kebersihan lingkungan. Selain itu, penting dilakukan edukasi gizi untuk remaja dan calon pengantin, serta kolaborasi lintas sektor agar pencegahan stunting dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan.
Author : Dr. Ika Pantiawati, S.Si.T., M.Kes
Video Developer : Puput Nur Fajri, S.KM

Recent Comments